Rok kebaya menggelantung sedikit menyentuh tanah, sekelompok wanita memakainya, diiringi jas gaya eksekutif muda terpakai oleh seorang pria, tanda yudisium dimulai.
Yudisium suatu proses akademik yang menyangkut penetapan nilai dan kelulusan mahasiswa dari seluruh proses akademik. Bagi setiap Universitas kegiatan seperti ini terbilang rutin, dengan mengumpulkan mahasiswa yang telah lulus uji skripsi, dikumpulkan, mengadakan pertemuan yang di dalamnya terdapat pembacaan nilai akhir prestasi mahasiswa, profil dan seonggok informasi mahasiswa tersebut. Penyebutan nilai dalam yudisium terkadang sangat prestige, berharga bagi mahasiswa yang nilainya memuaskan, diumumkan keseluruh forum menandakan prestasi yang diraih, namun buntung untuk yang meraih nilai tidak memuaskan, raut wajahnya pun bermacam-macam, kecut muka tampak ada.
Adat dalam yudisium berbeda-beda di setiap Universitas atau antar Fakultas, acara seperti ini secara formal sama, namun dalam segi seremonialnya berbeda-beda. Ada yang lepas yudisium foto-foto, berjalan dari Fakultas ke Fakultas yang lain dan semacamnya.
Wisuda dan Yudisium memiliki arti yang berbeda, biasanya Yudisium terletak di ranah Fakultas, sedangkan wisuda merupakan proses akhir dalam perguruan tinggi yang melibatkan seluruh mahasiswa yang dikatakan sudah lulus ujian skripsi.
Wisuda merupakan jenjang akhir akademisi mahasiswa, awalnya mahasiswa baru, dengan menjalankan seluruh mata kuliah yang diambil, menjalani ujian komprehensif dan terakhir uji skripsi. Wisuda bukan akhir dari suatu proses pembelajaran, ada yang bilang itu adalah awal mula dari perang yang sebenarnya. Proses pengukuhan dalam wisuda yang diiringi baju Toga dengan topi bersegi yang terdapat tali sebagai tanda Rektor mengalihkan tali dari posisi awal ke arah yang sesuai.
Setelahnya ialah penyandangan gelar dibelakang nama sesuai dengan bidang yang digeluti, gelar merupakan tanda kehormatan atas apa yang dipunyai oleh orang tersebut dan bisa dikatakan memahami dan ahli dalam bidang yang digelutinya. Ketika seseorang dengan menyandang sebuah gelar di belakang namanya dan seketika kita tanya terkait masalah bidang yang diambil kemudian dia tidak bisa menjawab berarti bisa dikatakan gelarnya patut ditanyakan.
Gelar bukan hanya seonggok hiasan nama, namun merupakan tanggungjawab akademis yang harus dibuktikan dalam kehidupan perjalanan si orang tersebut. Karena, penyandang gelar akademis diraih dari suatu proses pembelajaran yang berkelanjutan mengikuti jenjang yang diatur dari semester awal sampai akhir. Syahdan, mahasiswa yang mendapatkan gelar tersebut menandakan menguasai bidangnya.
Dalam ranah kampus, mahasiswa pasti dicekokin dengan namanya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi; pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan disini sudah dialami pada proses pembelajaran di kelas, penelitian teriring dalam perjalanannya dan pengabdian kepada masyarakat merupakan ranah yang wajib bagi kampus untuk mengabdikan kepada masyaraat luas, hal itu bisa tercermin dalam bentuk KKS (Kuliah Kerja Sosial) atau dalam bentuk apapun yang sifatnya mengabdi.
Tri Dharma Perguruan Tinggi itu bukan hanya berada dalam kisaran ketika seseorang hanya menjadi mahasiswa saja, tetapi baiknya hal tersebut dapat dilakukan terus-menerus setelah mahasiswa itu dinyatakan lulus, karena Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan filosofi dari bentuk pendidikan di negeri kita, dan patutlah dikatakan seperti itu karena mahasiswa merupakan perangkat intelektual negeri ini sebagai pengganti pemimpin-pemimpin kita dimasa depan.
Semoga wisuda yang terus menerus diadakan bukan hanya seremonial belaka yang hanya memakai baju toga sehari lalu foto-foto dan ekspektasi kegembiraan berkelebihan, namun wisuda merupakan babak baru (New Divide) dari seseorang untuk mengarungi hidup lebih baik dengan segala hal didalamnya.
Teman-teman yang sudah mendahuluiku semoga kalian menjadi orang yang berkah bagi semuanya.
Salam damai dari kalbu...
0 comments:
Post a Comment