PROFIL

 

Ketika masih dalam kandungan rahim bundaku-Khaninah Abubakar, badan saya selalu bergerak, menyundul dan menendang perut bunda dari dalam. Mungkin merasa jenuh karena terlalu lama dalam rahim.

Kesempatan itu muncul, berbarengan dengan acara  Maulid Nabi Muhammad Saw yang diadakan oleh famili, saya pun terlahir ke dunia, tepatnya di Rumah Sakit Gunung Djati Cirebon. Saat menjelang maghrib, katanya. Tertulis di akta kelahiran, saya terlahir tanggal 6 november 1988 menurut kalender Masehi.

Ayah saya bernama Drs. Fathurrakhman M.Pd, beliau mengabdikan sebagian hidupnya dengan memberikan ilmu sebagai seorang guru. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik yang pertama bernama Ahmad Rif’at (kemulyaan yang diangkat-mungkin seperti itu artinya), yang kedua Subhan (yang terlahir di waktu subuh). Nama Muhammad Syauqi Nawawi diberikan kakek dari pihak ayah, kata “Muhammad” dalam nama saya mengartikan agar sifat dan ajarannya bisa dikandung dalam benak kehidupan saya, dan penggunaan kata tersebut terinspirasi karena saya terlahir dalam suasana Maulid Nabi. Kata berikutnya “Syauqi”  yang berarti rindu atau dirindukan, dan terakhir kata “Nawawi” merujuk pada seorang Ulama besar Indonesia yang berasal dari Banten, beliau adalah Syeikh Nawawi al-Bantani, dan ada juga Ulama masyhur yang lainnya, yaitu Imam an-Nawawi, pengarang kitab Arba’in Nawawi.

Masa Kecil, Muda dan Proses Pencarian Jati Diri

Meski terlahir di kota wali, namun domisili di kota mangga, Indramayu. Pendidikan awal ialah TK Melati, Sekolah Dasar saya ditempatkan di SD Negeri Karangampel Kidul I. SMP (sekolah menegah pertama) ditempuh di dua sekolah. Kelas satu di SMP Negeri I Babakan, Ciwaringin, Cirebon sambil nyantri di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, asuhan K.H Mukhlas, seorang yang alim dan sufistik, karena dengan alasan masih kangen suasana di rumah, akhirnya pulang kampung. Kelas dua dan tiga di SMP Negeri I Karangampel, Indramayu, aktivitas sampingannya ialah mengaji Nahwu, Sharaf, Fiqih kepada Ust. Sholihin (Alm), pada ba’da Ashar setiap hari. Beliau adalah orang yang pintar dan baik perangainya, serta rendah hati dalam kesehariannya.

Berlanjut ke jenjang berikutnya, Sekolah Menengah Atas (SMA). Berlabuh di SMA Negeri I Krangkeng, Indramayu. Sekolah yang mewah (mepet sawah), karena di samping kiri-kanan dan belakang sekolah merupakan sawah penduduk. Meskipun itu sekolah ini yang terbaik ke dua di kabupaten Indramayu. Dalam kenangan ketika SMA ini, banyak hal yang ketika diingat-ingat terasa lucu juga. Nakal, suka terlambat, suka membolos, sering dipanggil guru B.K (Bimbingan Konseling), itulah saya, bahkan surat pemanggilan untuk orang tua saya pun sering saya dapatkan. Namun akal bulus ini tak mau diam, ketika surat pemanggilan itu datang, yang dikirim bukan orang tua saya, tetapi teman yang saya suruh untuk mengaku sebagai paman saya, dan ketika berada diruang B.K dia pun pura-pura memarahi saya. Akting yang bagus dalam hati kecilku.

Masa Kuliah

Sempat tak lolos Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di tahun 2006, saya langsung mendaftarkan diri di Universitas Swadaya Gunung Djati (UNSWAGATI) Cirebon, salah satu universitas swasta terbaik di kota itu-sekarang saya dengar sudah menjadi universitas negeri. Namun hanya mampu bertahan satu semester. Waktu enam bulan tersisa dan sambil menunggu SPMB tahun 2007, saya "menggelandang" ke Bandung, bulan pertama di rumah kakak dari pihak ibu, penggemblengan agama pun dimulai. Alhamdulillah banyak hal terkait agama yang saya dapat. Bulan-bulan berikutnya menetap di Jl. Dipati Ukur bersama teman untuk mempersiapkan SPMB berikutnya, lagi-lagi gagal. Ketika ada penerimaan mahasiswa baru di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya pun mendaftarkan diri, alhamdulillah diterima, jurusan akuntansi menjadi pilihannya.

Di awal-awal kuliah semangat belajar tak kunjung baik, dari semester 1-5 tak begitu banyak pelajaran yang di dapat. Namun, memasuki semester 6 keseriusan muncul, disamping itu pula saya sebagai Ketua KOPMA (Koperasi Mahasiswa) harus benar-benar memahami akuntansi-malu kalau tidak mengerti sama sekali. Ada semacam dorongan untuk membaca kembali secara mendalam pelajaran-pelajaran di semester bawah. Dan agar supaya dikemudian hari tidak terbuang percuma bersandingkan gelar S.E di belakang nama saya.

Setitik informasi pribadi saya ini semoga dapat menjadi panduan anda sebelum mengenal lebih jauh tentang siapa sebenarnya saya. Mohon maaf tidak diungkap secara keseluruhan dan mohon maklum ketika terdapat hal narsis dalam profil saya ini. 

Salam damai dari kalbu...