Tentang Argumentum

“Kalau kamu bukan anak Raja dan engkau bukan anak Ulama besar, maka jadilah Penulis” (Imam Al-Ghazali)

Mulanya membaca Quote di atas, serasa ada yang menuntun untuk menekuni budaya tulis, karena disadari saya bukan anak seorang Raja dan Ulama. Mencoba menulis atau menjadi penulis, apapun itu yang penting saya harus bisa menulis.

Perlu waktu memulainya, perlu waktu untuk menuliskannya. Sebuah ide di dalam otak, segumpal gagasan terpendam, pesan-pesan yang belum tercurahkan dalam hati, tak ayal harus dituangkan. Saya tak ingin memendamnya, harus diaplikasikan dengan berbagai cara. Ibarat menahan kencing, yang timbul bukan kenyamanan, yang ada setelahnya timbul penyakit. Begitu pula sebuah ide, ketika didiamkan-tidak ditulis-yang tertinggal cuma satu, kebekuan! Apa lacur langkah tulis pun saya gunakan.

Mengapa Argumentum?

Awalnya ada pesan kalbu, sehingga patut disampaikan dengan cara saya sendiri, yaitu menuliskannya, mengisahkannya, mengabarkan apa yang ada dalam hatiku ini lewat “Argumentum”. Inspirasinya  banyak. Salah satunya dari hati. “Argumentum” bukan menghakimi kebenaran sepihak, melainkan tempat penyampaian ide, gagasan versi saya. Disamping itu pula ada proses campurannya.

Berisi tentang beberapa tulisan, Makian ku! lebih tepatnya. Cerita tentang masalah duniawi dan ada juga ukhrawinya, diolah dari berbagai aspek. Dimuat tahun 2011, bulan?, saya lupa, tanggal ataupun hari sama juga. Berangkat dari sifat lupa itulah saya membuat “Argumentum” ini, untuk bisa diingat kembali apa yang telah saya lakukan sebelumnya.

Pengelolaan “Argumentum” sepenuhnya oleh saya sendiri, Muhammad Syauqi Nawawi. Kalian boleh panggil apa saja,  asal jangan Muhammad, terlalu “suci” nama itu untuk orang seperti saya.

Ketika berada di tengah-tengah penulis bebas (freedom writers) inisiatif pembuatan “Argumentum” ini muncul. Tepatnya di dalam kampus, di atas meja yang dikelilingi gelas kopi.
“Argumentum” sebagai penyampai pesan, info atau sejenisnya, bukan menjadikannya kebenaran tunggal, tapi sebagai pengantar untuk sebuah kajian yang patut didiskusikan. Oleh karena itu, pembaca dapat memahami atauran main yang berlaku dalam budaya dunia maya ini. Ada tampilan “Comment” di setiap akhir tulisan, berikan argumen kalian disitu. Tulislah di dalamnya, apa saja, asal tidak melebar dari ulasan topik di dalamnya. Ketika tidak puas dengan tulisannya, ajaklah dialog agar kaya akan pengetahuan .

“Argumentum” mengajak diskusi agar lebih kaya akan pengetahuan di antara kita, ilmu yang saya miliki tak sepenuhnya dijamah, ada yang hilang, ada pula yang belum saya ketahui. Yang hilang dan yang belum diketahui mungkin ada pada kalian. Maka, berdialoglah dengan “Argumentum”, seperti Socrates dan para muridnya.

Kategori dalam “Argumentum” terdapat karya penaku-itu asli, namun yang lainnya ialah campuran pikiran saya dengan berbagai sumber yang terkait, letaknya ada dalam kategori serba-serbi nawawee.

Dan akhirnya…

Semuanya sudah dijelaskan ikhwal “Argumentum” ini, keterangan ini mungkin sepenuhnya belum lengkap. Hal ini hanya sebagai “makanan” pembuka, sebelum kalian masuk kedalamnya. Semoga bermanfaat dari apa yang saya postingkan.

Salam damai dari kalbuku...