Thursday, March 24, 2011

MENGUKUR dan MEMBAGI WAKTU


Pada awalnya ialah waktu, satu hari 24 jam penuh tak kurang tak lebih menurut penghitungan Masehi. Sejarah mengatakan, zaman mesir kuno perhitungan waktu mulai ditemukan. Peradaban yang besar di zamannya, mungkin sampai sekarang juga. Banyak peninggalan yang membanggakan, contohnya Perpustakaan Alexandria. Ahh, seandainya Indonesia punya juga.

Namun, saya akan mencoba untuk mempresentasikan dalam incubator otak saya mengenai pembagian waktu. Satu hari 24 jam. Waktu yang panjang untuk melakukan hal yang baik, benar, menarik atau bisa juga buruk.

Mencoba mengukur, menghitung, dan merangkai waktu untuk kehidupan. Biar tertib. Merujuk perkataan Galileo, “ukurlah apa yang bisa diukur, dan buatlah terukur hal-hal yang tidak bisa diukur”.

Kita memulai pada jam lima pagi, terbangun dari tidur dan melakukan hal yang bermanfaat seperti membaca buku atau merencanakan apa yang dilakukan hari ini. Kebiasaan yang saya lihat ketika orang yang terbangun dari tidurnya ialah membaca, bukan membaca buku tetapi membaca pesan elektronik. Duh Gusti, ampuuun dah.

Saya tidak akan menjelaskan waktu dari mulai pukul enam pagi sampai dengan empat sore karena bagi saya setiap orang berbeda-beda menjalani aktifitasnya. Dan saya juga tak akan menjelaskan waktu beribadah dalam satu hari karena kita juga berbeda dalam keyakinan, yang saya titipkan disini untuk kaum muslim ialah, gunakan lima waktu sholat mu, satu menit satu rokaat. 1 x 17 = 17 menit, genapkanlah menjadi 20 menit. Niscaya waktumu tak terbuang percuma hanya untuk menunaikan hal tersebut.

Pukul empat sore, bagi seorang mahasiswa (reguler) jam segitu ialah jam pulang kuliah. Gunakanlah satu jam saja berkunjung ke perpustakaan. Baca skripsi orang, rangsang otak kita untuk memahaminya dan biar orang tidak melihat kita sebagai kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). After that, segarkan otak kita 15 menit saja-bagi cowo-untuk melakukan hal-hal seperti: nongkrong, ngopi,”ngerokok”, dan ngeliat orang lewat. Asik kan.

Menginjak pukul 05.15 sore, lanjutkanlah dengan membaca buku-buku umum. Novel mungkin atau kalau saya sendiri minimal baca satu PSAK, SPAP. Kasihlah waktu satu jam untuk membacanya. Disamping mengetahui ilmu perkuliahan, kita juga tak ketinggalan dengan hal-hal yang umum. Biar tercedaskan pemikiran kita dari hal-hal yang jumud.

Matikan ponselmu satu jam saja, hadapkan mata dan tanganmu ke komputer atau laptop-kalau punya. Tulis sebuah artikel, opini, cerbung (cerita bersambung), diary atau yang lainnya. Mulailah belajar menulis agar kita bisa terangsang pemikirannya. Hal seperti ini teringat pepatah latin, Scripta Manent Verba Valent (apa-apa yang terucap pasti akan musnah, apa-apa yang tertulis pasti akan abadi). Tumben inget saya.

Saatnya brush up (nderes, kalau bahasa Jawanya) apa yang kita dapati di perkuliahan hari ini, seperti biasa, satu jam saja. Selanjutnya, pelajari materi perkuliahan besok, untuk kali ini berikan waktu 1,5 jam. Dari penjumlahan waktu yang telah kita lalui di atas, kita berada pada jam 08.45 malam. Apa yang kita lakukan, saya serahkan kepada anda masing-masing. Yang penting gunakanlah waktu sebaik mungkin dan belajar membagi waktunya agar tak terbuang percum. Dan terakhir dariku, mengutip kata Soe Hok Gie “ mari sibukkan diri untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi”.

0 comments:

Post a Comment