Saturday, October 15, 2011

THIS is MINE



Sungguh angka yang ideal kala seseorang menghadapi umur 20, bukan maksud apa menilainya. Kita bisa saksikan kedewasaan seseorang bertumbuhkembang, berkelebat mentransformasikan dirinya sendiri, entah terwujud dari keinginan diri atau terpengaruh lingkungan sekitar.

Kata this is Mine merujuk ke arah tumbuh dan berkembang tadi. Alasannya? Kata itu muncul dikarenakan idealisme tertanam sebegitu kuatnya dalam diri seseorang, tak peduli seseorang berkata apa, ia bebas untuk melakukan sesuatu yang menurutnya dianggap benar, dan selalu mencoba agar kepribadiannya sedapat mungkin tidak dikebiri oleh hal-hal yang tanpa ‘permisi’ masuk begitu saja, mempengaruhi, mendogmakan sesuatu kepada dirinya. Hal yang sifatnya influence terbuang jauh darinya, meskipun suatu saat kembali datang. No problem, this is Mine!.

Beranjak umur 20 kata itu-this is Mine-muncul, mulanya hanya kata, kemudian menjadi suatu kepribadian yang masuk kedalam diri seseorang. Umur 20 adalah langkah strategis guna mengembangkan sesuatu yang telah dilakukan dan sebagai permulaan babak baru dari yang belum dikerjakan serta raihan suatu keinginan yang tercapai itu sebagai sesuatu dambaan akhir dan tidak mencari suatu impian kembali karena dambaan akhir itu sudah cukup. Yang dilakukan hanya satu, mempertahankan dan mengembangkannya agar dambaannya menjadi tetap, langgeng dan sustainable (berkelanjutan). Jangan sampai sekali waktu-merauk sebanyak mungkin-hasrat untuk meraih sebuah keinginan yang tanpa batas terjadi, tak patutlah bersifat seperti itu, greedy or greedness harus dikesampingkan dalam benak seseorang. Khawatir ketika dilanggar, bukan manfaat benar yang didapat, ujungnya hanya kemurkaan pada diri kita yang diperoleh. Takutkah akan hal itu?

Kalau kita limpahkan umur 20 itu kepada seorang mahasiswa senior, sifat-sifat yang muncul ialah: idealisme, mengubah pola pikir, dan sifat kebulatan penuh mengubah diri dan lingkungannya menjadi baik. Sebagai contoh; bedakan mahasiswa baru dengan mahasiswa tua-semester tujuh atau sembilan-yang kisaran umurnya 20-22 tahunan. Mahasiswa baru identik dengan keingintahuan, keluguan, dan proses mencari jati diri. Berbeda dengan yang kedua, hal-hal menyangkut proses pencarian jati diri dan tetek bengeknya itu sudah berlalu, dianggap acuh. Yang jelas, ia sudah tetap dan punya suatu kepribadian diri dalam menghadapi ujian-ujian berat sebagai mahasiswa ‘tingkat akhir’, baik mencari pasangan senasib-sepenanggungannya atau keberlangsungan hidup kedepan yang akan mau dibawa kemana.

Kita mesti paham akan hal itu, perjalanan hidup sebagai manusia atau mahasiswa, umur 20an mesti ‘punya’ semacam blue print bukan masih berkutat pada tahap still process, kita sudahi still process. Selayaknya umur 20an jangan menganggap hidup sebagai ‘berasal dari’ tapi ‘berasal untuk’. ‘Berasal dari’ menandakan kemunduran, berkutat hanya memandang hidup dalam ruang lingkup ‘siapa aku’ bukan untuk apakah aku hidup. Sedangkan ‘berasal untuk’ mengindikasikan keberadaan seseorang yang akan melakukan ‘apa’ ke depannya sudah terbayang, dan dalam sedikit ketukan ‘tok-tok-tok’ sesuatu itu tercapai dan untuk siapa hidup, dapat diketahui.

Sepatutnya ‘berasal untuk’ bagi KOPMA UIN JAKARTA harus tergambar jelas, umur yang ia miliki sudah memasuki kepala ‘dua’. Tahun ini berumur 22. Sebelum membahasnya, saya meninjau terlebih dahulu perkara pembuka sebelum memasuki penilaian objektif terhadap Kopma.

Ditinjau dari sudut manapun penilaian kesuksesan setiap tahun atau periode kepengurusan bersifat subjektif. Orang-orang didalamnya-termasuk dalam jajaran kepengurusan atau pelaku sejarah di tahun masing-masing-mengamini dan mungkin sedikit mengangung-agungkan periode kepengurusaannya. Hal ini bagi saya pribadi masih wajar, atas kewajaran itulah saya menganggap narsis tersebut sebagai sebuah tanda terima kasih saya dan teman-teman akan totalitas yang diberikan kakak-kakak senior terhadap Kopma tercinta ini. Dan karena kewajaran pulalah perjuangan mereka itu patut di apresiasi, dari awal mula berdirinya sampai masih hidupnya Kopma ini, yang mungkin dirasa zaman-zaman mereka dulu cobaannya lebih pahit, batu kerikilnya lebih tajam dari sekarang, patut kita belajar dari kesemuaannya itu. Bagaimana menjadikan Kopma sesuai dengan visi-misinya? Prosedur teoritis, praktis dan hal-hal berbau tekhnik apakah yang baik agar Kopma tetap hidup dan penuh dengan ekistensi dan dedikasi? Pertanyaan-pertanyaan bersifat membangun harus kita curhatkan kepada mereka, kalaupun tak ada hasil, seminal mungkin wejangan dari sisi pengalamannya.

Oleh karena penilaian ini harus objektif, saya tidak terperangkap dalam pertanyaan; kapan Kopma pernah berjaya? Di tahun siapakah kejayaan itu? pertanyaan seperti itu saya pinggirkan dalam tulisan ini. Yang saya anut ialah bagaimana umur 22 Kopma semangat zamannya sama dengan semangat umur 20-22 tahun mahasiswa di atas. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, dengan perasaan penuh membandingkan secara jernih atas keduanya.

Ibarat seorang mahasiswa, umur 22 yang dimiliki Kopma saat ini merupakan masa-masa pergolakan dan-sepatutnya-mempunyai semangat juang tinggi untuk meraih kesuksesan, mencapai target. Sekali lagi kalau kita samakan dengan umur seusia mahasiswa di atas, masa ini adalah masa ‘tugas akhir’, tahun yang penuh pekerjaan menyelesaikan kewajiban-kewajiban bak penyusunan menyelesaikan skripsi. Sesudah itu kemenangan yang di raih, seremonial wisuda.

Saya ingin melihat wisuda itu, wisuda sebagai proses akhir dari suatu pembelajaran. Begitu juga dengan Kopma, wisuda itu disegerakanlah. Wisuda disini berarti, cita-cita luhur dari founding fathers Kopma yang termaktub dalam visi, misi dan peraturan-peraturan yang berlaku terwujudkan. Kalau sudah terwujud, berarti segala upaya yang dilakukan oleh orang-orang di dalamnya itu berhasil, sesuai keinginan yang dicita-citakan.

Sekarang kalau wisuda itu sudah tercapai, ada berbagai kemungkinan yang terjadi. Ibarat mahasiswa ia memilih jalan, apakah melanjutkan study? Bekerja? Menjadi pengusaha? Atau memilih diam, tak terbuat apa. Kopma setelah meraih wisuda harus memilih; mengedit, mengubah, mengembangkan blue print yang ada dengan perbaikan disana sini atau diam begitu saja dengan masih mengenang dan terus mengenang seremonialnya itu. Yang kedua semoga bukan masuk menjadi pilihan, karena hal itu bukan memajukan tapi menurunkan ke eksistensiannya dengan cepat dan akan meruntuhkan hingga yang ada hanya nama tanpa bentuk.

Sepatutnyalah yang memimpin sekarang-pengurus dan jajarannya-punya semangat juang tinggi itu, untuk menjaga cita-cita luhur Kopma, dan mencontohkan gelagat semangat bertempur umur 22 dan mempunyai vitalitas tinggi menghadapi jalan yang penuh kerikil-kerikil tajam, agar Kopma tercinta tak hilang bentuk, remuk!

Selamat Anniversary ke 22.

0 comments:

Post a Comment