Perselisahan nama dan karakter seseorang bisa terjadi, nama kadang tidak cocok dengan karakter seseorang. Arti dari sebuah nama berbanding terbalik dengan kepribadian si empunya. Contoh; Bagus Setiabudi (Orang yang mempunyai akhlak baik), namanya begitu indah tapi dalam kenyataan pribadinya tak seperti namanya-berbuat congkak dan culas-yang mempunyai budi pekerti baik.
Dari nama bisa ada beban, beban yang didapati karena terlalu beratnya nama yang disanding. Pernah suatu ketika teman saya mengganti namanya dua kali, nama waktu kecil dan sekarang, berbeda. Perubahan nama dilakukan, karena teman saya sering sakit-sakitan, ada masalah dalam nama kecilnya sehingga Ia sering sakit-sakitan, ketika dirubah sakit yang dideritanya sembuh. Adanya pengaruh atau tidak dari nama sampai bisa menyebabkan kesakitan sulit dipercaya, tapi ada kejadian hal itu ada, meski nalar kita sulit menerima itu. Saya tidak banyak komentar akan hal ini, saya bukan ahli bidang penamaan, namun membahas masalah ini tanpa menggunakan pendekatan ilmiah boleh saja, bukan?
Banyak dari teman, sahabat kita, atau orang terkenal merubah nama kecilnya. Artis, merubah namanya karena tidak menjual dan kurang modern-meskipun ada nama katrok tapi menjual, hal itu dilakukannya sebagai tuntutan karir, kala nama yang baru menjual dan menaikkan kepopulerannya mengapa tidak meninggalkan nama kecil?
Dari orang terkenalpun ada, bahkan mantan presiden kita nama kecilnya berbeda dari yang kita tahu. Abdurrahman Addakhil adalah nama kecilnya, yang kita tahu hanya Abdurrahman Wahid. Alasan perubahan saya kurang tahu, mungkin dari kita ada yang bisa menjelaskannya.
Timbul pertanyaan dari kita, mana yang diambil dari nama perubahan itu untuk masalah administrasi dalam kehidupannya, contoh; akte kelahiran, ijazah sekolah, kartu asuransi dan semua hal terkait dengannya. Apakah nama kecilnya? Nama perubahanyya? Ketika nama kecil sudah dipakai dalam persyaratan administrasi sampai dengan berlaku sebelum mengubahnya, bolehkah yang dipakai seterusnya nama perubahannya itu? Apa dampak dari perubahan itu bagi si pemilik nama? Pertanyaan-pertanyaan ini nyeleneh tapi kalau kita kaji asyik juga.
Pertanyaan diatas hampir mirip dengan yang dialami oleh saya, nama lengkap di akte kelahiran, nama di ijazah studi dan kelengkapan administrasi berbeda. Nama di akte; “Muhammad Syauqi Nawawi”, sedangkan di ijazah dan sebagainya kata “Muhammad” tidak memakai dua ‘M’ ditengahnya, hanya “Muhamad Syauqi Nawawi”. Kecil masalahnya, namun dalam kaidah kebahasaan dan keberlangsungan hidup, hal itu membebani.
Dalam tulisan Arab, kata “Muhammad” ada bunyi rangkap pada huruf ‘Mim’, yang ketika di Indonesiakan menjadi “Muhammad” ada dua huruf ‘M’ ditengahnya, berarti; Yang Terpuji. Ketika satu huruf itu dihilangkan, apakah masih mempunyai arti dari kata itu? masalah kehilangan satu huruf ini timbul setelah ujian akhir Sekolah Dasar (SD) selesai. Murid dari SD saya diperintahkan oleh guru untuk menulis nama lengkap masing-masing yang nantinya akan dimuatkan dalam ijazah SD. Lupa atau memang saya tidak memahami kaidah penterjemahan Arab-Indonesia, saya tulis “Muhamad” tanpa dua ‘M’ di tengahnya. Apakah dengan kehilangan satu huruf masih punya arti; Yang Terpuji dari kata itu? Semoga ada. Mudah-mudahan orang tua saya memberikan nama itu benar-benar agar anaknya meniru dan mengamalkan ajaran-ajaran terpuji miliknya. Amien.
Kekeliruan saya dalam menulis kata “Muhammad”, berdampak pada ijazah dan kelengkapan administrasi didalamnya sampai saya kuliah sekarang. Menyesal rasanya, sewaktu penulisan itu saya tidak mengeja terlebih dahulu atau bertanya kepada guru pada kata itu. Mengeja menjadi hal penting ketika kesalahan yang saya lakukan terjadi belakangan.
Ketika kecil kita diajarkan -sebelum membaca- tahap-tahap fonem demi fonem. Kita pasti ingat pengajaran seperti: b-u bu, d-i di, b-u-d-i budi. Kenapa saya tidak melakukan hal itu sebelumnya sehingga kesalahan kecil tidak membekas sampai sekarang.
Kalau mengenangnya serasa bodohnya saya ketika kecil, namun itulah anak kecil, jarang melihat resiko kedepannya, ketika melakukan suatu keinginan tanpa pertimbangan, langsung dilakukan. Kepolosan terbentuk dalam pribadi anak kecil, bisa dikarenakan dekatnya kelahiran yang suci baginya sebelum terkontaminasi oleh lingkungan sekitar, terkadang baik dan buruk untuknya.
Dari uraian di atas perselisihan nama bisa terjadi oleh setiap manusia. Nama, sebuah julukan kepada seseorang memang penting adanya, agar kita tidak kesulitan untuk komunikasi satu sama lain. Apakah perselisihan nama ini terlalu dibuat-buat? atau memang benar dari nama timbul perselisihan? Sulit dimengerti, wajar kalau William Shakepeare mengatakan “Apalah arti sebuah nama?”. Benarkah?
2 comments:
gw mengalami hal yang sama qi, nama gw Amirul Mu'minin setelah huruf u ada '(apostrop). itu dari akte lahir sampe ijazah terakhir. tapi pas bikin sim ama paspor, ga dibolehin pake itu... pengalaman yang tidak esensial.
tapi kalo di balik nama ada doa, gw setuju. Amir itu pemimpin, Muminin itu orang yang beriman... Sesuatu
sori bru dicek Mas:
Hahaha, Amir memang pemimpin, pantesan bisa mimpin UKM Flat,.he
Trus klo gw gmn? mana baiknya yg gw pake,.Akte atau nama Ijazaah..
sesuatu yah
Post a Comment