IMAJINASI-IMAJINASI LIAR, DATANGLAH-DATANGLAH!
SEBUAH TULISAN TENTANG PEMIKIRAN SIGMUND FREUD
Yang saya tahu dari orang terkenal lulusan Universitas Wina, Australia hanya dua, Mozart dan Sigmund Freud. Bukan hanya dua yang terkenal, banyak. Cuma karena yang saya tahu hanya dua, berarti yang tidak saya ketahui orang terkenal lainnya tidak saya tulis. Saya akan bercerita tentangnya, pemikirannya, tentang karya yang telah mereka buat. Cuma, saya akan menulis satu orang, Sigmund Freud yang terpilih.
Kalau kita merasakan ada sesuatu dalam pikiran kita, yang tidak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba datang lalu timbul rasa untuk melakukan sesuatu itu dan sesuatu itu pernah atau belum mengendap dalam pikiran kita sehingga kita berpikir sesuatu itu semacam bisikan-bisikan ‘gaib’ yang menuntun kita untuk berbuat sesuatu itu. Hal ini bisa dikatakan imajinasi, ilham, inspirasi, wangsit, tapi bukan wahyu. Karena kalau wahyu seperti Nabi, kita bukan manusia pilihan, tapi biasa. Oleh sebab itu, saya tidak gunakan kata wahyu.
Lebih pas saya katakan imajinasi, daya pikir untuk membayangkan, memikirkan. Ketika ingin dilakukan disebut ilham. Bermula dari imajinasi-imajinasi liar yang ada dibenak kita, pikiran, bawah sadar, yang selanjutnya ditransformasi untuk dilakukan dan dikerjakan oleh kita. Nah, bermula dari itu, tulisan ini dibentuk.
Pengenalan sekilas kehidupan Sigmund Freud
Sigmund Freud-selanjutnya Freud-berumur panjang, 80 tahun. Lahir dan meninggal berbeda. Lahir di Austria, meninggal di London. Namun kehidupannya dihabiskan di Austria, sebelum Nazi masuk ke negeri itu, dia hijrah ke London, tiga tahun sebelum wafat. Tahun kelahirannya 1937, merupakan babak baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Di masa kecil ketika berumur tiga tahun, ia menyaksikan diterbitkannya buku yang menjadi polemik kala itu, The Origin of Species, Charles Darwin. Ditahun berikutnya muncul ilmu baru dalam bidang ilmu tentang jiwa; Psikologi, yang dibentuk oleh Gustav Fechner. Dari suasana perkembangan ilmu pengetahuan inilah berdampak kepada kehidupan Freud.
Anak keturunan Yahudi ini membuat terobosan baru pada cabang ilmu psikologi, psikoanalisis yang ditemukannya membuat pemahaman baru akan kejiwaan manusia, yang mengotak-atik sampai kerelung terdalam jiwa manusia, alam sadar dan bawah sadar. Otak-atik jiwa ini bisa disebut arkeologi jiwa. Arkeologi berarti mempelajari sisa-sisa masa lalu yang ada dalam suatu objek tertentu, yang ada, berbentuk, namun dimunculkan kembali sehingga menjadi berharga. Seperti fosil manusia purba.
Meskipun Freud adalah seorang dokter dan mendapatkan sertifikasi akan prakteknya, dia tak berminat, menjadi ilmuwan adalah pilihannya. Dengan menjadi ilmuwan dia bisa melakukan riset. Riset tentang saraf jiwa selama lima belas tahun. Namun, riset baginya tidak mencukupi biaya kehidupan istri dan enam orang anaknya. Langkah selanjutnya Freud membuka praktek pengobatan.
Membuka praktek pengobatan membuat pintu kehidupan akan keilmuannya terbuka lebar, sampai Freud menemukan psikologi dinamis/psikoanalisis.
Tahun 1900 terbit buku The Interpretation of Dreams yang memuat teori Freud tentang pikiran dan dinamika dalam manusia. Yang bergerak dari sadar dan alam bawah sadar.
Di 1904, dia menerbitkan The Psychopathology of Everyday Life; tentang parapraksis-kamisosolen-(keseleo lidah), kesalahan, kecelakaan, dan salah-ingat semuanya dikarenakan motif-motif bawah sadar. Setahun berikutnya tiga karya yang lebih signifikan terbit. A Case of Hysteria; penjelasan detail sebab-sebab psikologis dari gangguan mental. Three Essays on Sexuality; pandangan-pandangan Freud tentang perkembangan insting seks. Volume ketiga, Wit and Its Relation to the Unconsious; memperlihatkan bagaimana berdalih untuk pembelaan diri merupakan bersumber dari bawah sadar seseorang.
Sastra, seni, agama, kebiasaan sosial, moral, etika, pendidikan, dan ilmu sosial—semuanya merasakan dampak psikologi Freudian. Pada waktu itu dipandang gaul untuk dipsikoanalisis dan jika menggunakan kata-kata semisal bawah sadar, dorongan-dorongan yang direpresi, larangan, kompleks-kompleks, dan fiksasi dalam percakapan sehari-hari. Salah satu yang terpengaruh oleh pemikiran Freud ialah Andre Breton seniman yang beraliran surealis[1].
Freud seorang yang perfectsionis. Sewaktu bukti baru muncul dari para pasien dan koleganya, dia merevisi teori-teori dasarnya. Di tahun 1920an, misalnya, ketika Freud berusia 70, dia sepenuhnya mengubah sejumlah pandangan-pandangan mendasarnya. Dia mengubah teorinya tentang motivasi, sepenuhnya membalikkan teorinya tentang kecemasan, dan membentuk model personalitas baru yang didasarkan atas id, ego, dan superego. Ketika ketiga personalitas baru ini bebenturan satu sama lain, orang yang mengalaminya disebut maladjusted[2]. Dan yang akan kita bahas selanjutnya aialah ketiga personalitas baru itu.
Tentang pemikirannya
Saya hanya tahu pemikiran Freud dari membaca dan dari diskusi dengan seorang kawan. Pengetahuan saya akan hal itu bisa kurang atau berlebih, ketika ada kekurangan hal itu wajar, saya bukan ahli atau peminat dibidang itu, namun segala upaya saya lakukan agar kekurangan akan itu tidak bisa muncul dengan mencari sumber-sumber, referensi akan buah karya yang Freud miliki. Saya bukan Eddingthon-seorang perantara pemikiran Einstein-yang memahami Einstein lewat surat-menyurat langsung dengannya dan lewat empirisme, bukan, bukan itu. Tapi, lewat membaca dan menelaah dari karya dan terapannya, saya pelajari dan rangkum dalam tulisan ini. Setitik rangkuman pemikirannya akan saya tulis, sebentar lagi, sabar.
Kita mulai dari Id terlebih dahulu.
Id
Id bisa berfungsi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sesuatu dan ketika tidak dilakukan akan terjadi ketegangan dalam diri seseorang. Id berfungsi melepaskan ketegangan-ketegangan energi yang ada dalam jiwa manusia melalui suatu mekanisme tertentu dan lewat rangsangan internal atau eksternal.
Id dalam pemahaman lebih lanjut dapat mempengaruhi akan pemikiran kita untuk melakukan sesuatu dimana ketika kebutuhan akan sesuatu tersebut tidak terkabul maka yang terjadi suatu ketegangan pada saraf-saraf motoris. Sebagai misal, ketika rasa lapar muncul dalam perut seorang bayi, secara otomatis bayi menginginkan makanan. Memunculkan rasa resah dan tangisan kala keinginannya tidak terpenuhi. Dan ketika si bayi tidak diberikan makanan maka dengan sendirinya lelah datang yang berakhir dengan mati kelaparan bagi si bayi. Intinya, kita harus bisa mengetahui keinginan bayi walau bagaimanapun juga, begitupun dengan keinginan yang mendasar dalam sadar dan bawah sadar kita.
Proses keinginan akan sesuatu pada diri manusia pasti akan muncul setiap saat, dikala musim dingin kita memerlukan kehangatan, panas melanda, udara sejuk yang diinginkan. Pada diri manusia sifat keinginan sebagai aset yang dominan, tak terbendung. Namun ada suatu pembatasan akan keinginan yang dimiliki. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan ketidakmampuan pada dirinya, atau dikarenakan oleh faktor luar. Ketidakmampuan akan dirinya untuk mengeluarkan segala sesuatu keinginannya yang dipengaruhi pada dirinya sendiri menandakan adanya gangguan pada organisme-organisme tubuhnya. Gangguan-gangguan semacam ini dapat dikarenakan fungsi dari masing-masing organisme tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Hal itu bisa membuat keadaan yang melemahkan buat dirinya sendiri. Sebagai contoh, ketika seorang anak ingin belajar bersepeda, namun tak terkabulkan akibat ketakutan-berlebih-akan jatuh yang membuat dirinya sampai dewasa tidak bisa menaiki sepeda. Kungkungan ketakutan untuk berbuat inilah sebagai faktor internal yang membuat keinginan seseorang terhambat yang berdampak pada masalah kejiwaan, phobia.
Faktor luar juga ikut mempengaruhi. Ketika seseorang dalam pikirannya ingin melakukan sesuatu namun harus diselaraskan dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Nah, lingkungan luar tersebut termasuk dalam wilayah ego.
Ego
Ego adalah jalan tengah dari id dan super ego, sebagai jalan tengah ego memberikan prinsip keseimbangan diantara kedua tadi. Hubungan yang selaras harus terjalin sehingga tidak ada kelebihan muatan yang mempengaruhi si manusia. Kelebihan id, membuat kesewenang-wenangan individualitas tanpa melihat aspek luar atau lingkungan, akan membuatnya menabrak segala perilaku yang tidak sesuai dari koridor kehidupan. Dan ketika super ego berat sebelah, kemerdekaan akan id, tak bisa direbut.
Ego diatur oleh prinsip realitas. Realitas artinya segala sesuatu yang ada. Tujuan dari prinsip realitas adalah untuk menangguhkan pelepasan energi sampai objek aktual yang dapat memuaskan kebutuhan telah ditemukan atau dihasilkan. Sebagai contoh, si bayi haruslah belajar untuk tidak memasukkan segala benda kedalam mulutnya sewaktu lapar. Dia harus belajar mengenali makanan, dan harus menangguhkannya sampai dia berhasil menemukan objek-objek yang bisa dicerna. Jika tidak, dia akan mengalami berbagai pengalaman yang menyakitkan.
Penangguhan tindakan berarti bahwa ego harus mampu mentolelir tensi [ketegangan] sampai ketegangan itu bisa dilepaskan melalui bentuk prilaku yang sesuai. The institution of the reality principle tidaklah berarti bahwa prinsip kenikmatan ditinggalkan. Prinsip itu hanya secara temporer ditangguhkan demi kepentingan prinsip realitas. Pada akhirnya, prinsip realitas membawa pada kenikmatan, meski orang harus mengalami beberapa ketaknyamanan sewaktu dia mencarinya dalam realitas.
Intinya ego sebagai prinsip penengah guna keselarasan antara keinginan id dan kepatuhan terhadapa moral yang berbentuk super ego.
Super Ego
Kalau berbicara super ego, merujuk kepada hukum moral. Hukum yang memiliki etika kewajiban kalau menurut Kant. Super ego memiliki peranan dalam penentuan mana yang baik dan buruk, yang berpahala dan berdosa. Jadi, prinsip ketiga dari personalitas ini memliki peranan penting sebagai petunjuk dan perujuk manusia untuk menentukan segala hal yang berkaitan dengan tindak-tanduk moral manusia. Moral disini tercakup dalam berbagai kesepakatan universal, norma-norma, aturan adat, hukum, agama dan segala hal yang berkaitan dengannya.
Alam sadar dan Bawah sadar
Disadari atau tidak, kita berbuat segala sesuatu yang mendominasi adalah bawah sadar kita. Sadar berada dipuncak, sedangkan bawah sadar berada pada kedalaman penuh. Atas atau bawah bukan diartikan sebagai hirarki yang memiliki kekuasaan penuh ketika diatas, sedang di bawah tidak. Bukan itu.
Sadar berada diatas, ibarat gunung Krakatau, yang terlihat oleh kita hanya permukaannya, namun bawah gunung-yang tak nampak-mempunyai bentuk yang besar yang bisa mempengaruhi bentuk permukaan atas.
Contoh kecilnya seperti ini; mencuri adalah tindakan tidak baik, dan kita tidak ingin melakukannya. Tapi beda hal ketika suasana dan kondisi kita mendukung. Dikala seseorang dilanda kemiskinan dan kelaparan, guna memenuhi kebutuhannya itu dia mencuri uang di salah satu toko dekat rumahnya, dia sadar dan tahu mencuri tindakan tidak baik. Namun, keadaan tertekan yang dialaminya membuat dia khilaf untuk mencuri. Tindakan mencuri ini bersumber dari alam bawah sadar orang tersebut yang membuat dia melakukannya, sehingga pemikiran dalam bawah sadarnya terhempas melewati pembatas antara alam sadar dan bawah sadar.
Semacam kata pamit
Kini, saya sudah membahas tentang ketiga prinsip personalitas diatas, jelas atau buram, terang atau redup adalah sebuah pemahaman yang diketahui oleh saya akan suatu pemikiran dari Sigmund Freud. Telaah kritis perlu kita kaji secara mendetail dan komprehensif. Ketika pemahaman saya akan itu dirasa kurang memuaskan bagi pembaca, saya haturkan maaf. Bahan kritik dan koreksi sudah tersedia pada kolom ‘komentar’, semoga dapat membantu.
Keterangan:
[1]. Surealis: Surealisme adalah gerakan sastra, seni, dan ideologi di Perancis yang muncul sesudah Perang Dunia I dengan dipelopori oleh André Breton dan Philippe Soupault (1919). Pemunculannya yang menentang norma baku yang berlaku saat itu di Eropa banyak mengundang kontroversi hingga saat PD II berkecamuk (1938), sehingga disebut sebagai sebuah gerakan seni yang tumbuh di antara dua perang besar yang berdampak besar bagi kemanusiaan di muka bumi.
[2]. Maladjusted: Salah penyesuaian dalam diri seseorang, tidak memiliki pengendalian diri yang normal dan tidak realistis. Ciri-cirinya: (a)Persepsi imajiner yang disebut halusinasi, (b) Konsep yang salah yang disebut delusi, (c)Keadaan emosi yang tidak sewajarnya, yaitu murung atau gembira yang berlebihan (Mahmud, 1990: 254-255).
Sumber:
1. Sulastianto, Harry. Surealisme: Dunia Khayal dan Otomatisme
2. Hall, Calvin S. 1959. A Primer of Freudian Psychology. Published by The New American Library of World Literature, Inc. New York. USA