Monday, February 20, 2012

Nyamuk


Saat mata ini masih terpejam dan suasana sekitar begitu nestapa hingga nyamuk yang hadirpun terasa malu untuk menggigit, menyedot darah-darah daging yang katanya terbuat dari tanah itu. Bukan kenapa nyamuk itu pergi, kabur dalam komunalnya masing-masing. Mereka menjauh karena malam yang hadir telah pulang, meredup seakan-akan bohlam lampu yang habis masa terangnya.

Tiba-tiba matahari datang selambat-lambatnya dari fajar, yang, menyingsing kerinduan akan perubahan, rumput-rumputpun basah, setitik demi setitik lalu pudar kala matahari mulai memanas dan menyingsing bersinar sampai batas dada orang dewasa. Saat itulah binatang penyedot darah manusia-yang terbuat dari tanah-itu pulang, mungkin tidur saat manusia bangun. Dan waktu itulah aku bangun dengan putih mata yang masih memerah, sedikit, ada kotoran hinggap dipojokkan.

Thursday, February 2, 2012

Miss

Ini hari milik siapa?
Wajah cerah terselip muka merah.
Hanya nila setitik suara-suara keras terasa hingar, anginpun tak rela ada yg diperlakukan begitu.
Suara-suara itu suara marah!

... Aku coba untuk merdeka
Keinginan sedari dulu kian terbuka
Hanya butuh kunci, yah. Tapi serasa sulit.