Monday, January 9, 2012

Olah Tubuh


Olah Tubuh

Hari ini hanya beberapa jam tidak hujan, selebihnya air turun dari langit, gerimis, mendung bahkan hampir gelap. Panas datang sejenak hadir dan terangnya matahari sekelebat muncul lalu mampir dan pergi, tidak begitu lama hilang dengan sendirinya. Ini mekanisme alam, perputaran hukum yang terus berjalan di alam-ujar Newton. Kata ahli Meteorologi dan Geofisika; musim hujan di Indonesia secara berurutan datang di bulan yang berakhiran ber; September, Oktober, dst. Tapi itu pendapat bukan kepastian, jika saja perkataan ahli itu mutlak kita bisa membantahnya, toh di bulan selain akhiran ber hujan tetap turun. Biarkan persoalan seperti ini kita serahkan saja pada ahlinya.

Dimulai dengan hujan deras dan berakhir di jam 19.00 wib lebih, aku dan teman-teman melakukan kegiatan seperti biasanya; latihan teater. Sebelum hujan berkesudahan, sekitar pukul 17.00 wib kita mengadakan rapat terkait sosialisasi Binarasa (ritual pembobokan tubuh dan imajinasi, rasa dan segala hal terkait teater).

Awalnya lari keliling kampus, aku datang terlambat lantas tiba di kampus langsung beraksi seperti biasanya; lari tanpa disuruh. Hendak berlari aku dipanggil oleh Julunk (Tutor hari ini): “Bilang ke anak-anak keliling kampus lima kali jangan sekali”, Julunk berkata demikian dan disampaikan kepada teman-teman olehku.

Ini yang kesekian kalinya aku latihan, tapi ini pertama kalinya aku dilatih Julunk, dia spesialis olah tubuh, katanya. Lima kali keliling kampus sangat lelah, satu kalipun terasa dada ini berdesah tidak kuat mengatur nafas. Apalah daya suruhannya kepada yang lain harus dijalankan, bagiku bukan paksaan, lebih kearah kesadaran. Sadar diri bahwa kita harus konsekuen ketika ingin berteater, apa yang diminta harus dijalankan dengan semaksimal mungkin, bahasa dia All Out. All Out tidak hanya dalam olah tubuh, dalam prosesi latihan dengan berbagai versinya kita melakukan dan harus menjalankan dengan tabah, sesekali menggerutu dalam hati dibolehkan.

Banyak teman termasuk aku sendiri, merasakan ketidakkuatan berlari lima kali itu. Sebentar lari seketika jalan, berjalan lambat dan berlari kencang. Jalan sebentar untuk mengatur nafas, melegakan tubuh yang energinya terkuras sebagian dan tentunya, istirahat sejenak. Boleh dibilang mencuri kesempatan, memang lelah tapi keliling lima kali itu harus dijalankan, jangan sampai tidak. Selesai lima kali adalah tujuan, tapi berlari mengelilingi ialah proses.

Setelah itu, semuanya digiring di tengah Parkiran SC tepat di depan UKM KOPMA dan Wall Arkadia membentuk lingkaran sambil meregangkan tubuh dengan menggeleng-geleng kepala, menggoyangkan kaki, tangan, perut, dada dan sekujur tubuh. Yang kita hadapi selanjutnya proses pemanasan; bagian ubuh diolah tapi hanya meredakan otot agar kendor, melepaskan ketegangan agar santai, sesekali diiringi gelak tawa. Untuk kali ini Bangkit sebagai “guru senam”.

Hujan turun tidak diundang datang menghampiri aku dan teman-teman yang ada dibawah; karena air datang dari atas kepala kita; Top-down. Kita semua menghindar dan berpindah tempat. Niatnya di belakang Aula SC, tapi gugur karena tempat tak cukup, kebetulan hari ini yang berlatih cukup banyak, sekitar 19 orang anak baru teater-cie anak baru. Tempat yang cocok lorong Fakultas Ushuludin, kita berlatih disitu, sisi sebelah timur rintik hujan gemericik menimpa teman-teman yang membelakangi arahnya hujan.

Melanjutkan pemanasan setelahnya olah tubuh oleh Julunk. Pasang kuda-kuda, posisi kayang, sprint dipelataran sekitar, setengah kayang, berguling seperti macan, setengah salto, adalah sesi latihan waktu itu. Ada yang bisa, ada yang kuat, lemah, tidak bisa, kadang ada yang menghindar; tidak kuat mungkin. Yang tidak kuat bagiku masih wajar, memang keras olah tubuh itu. Tapi aku masih tidak sreg dengan orang yang menghindar untuk tidak melakukan sesuatu apapun yang dianjurkan Julunk. Alasan klasiknya; tidak bisa. Mending tidak bisa tapi dia tetap berusaha, tetapi ini tidak, dia tidak bisa tetapi tidak melakukan dan menghindar ketika Julunk mengurusi teman yang lain. Ketika ditanya “kamu sudah melakukan belum?” dia menjawab “sudah”. Inikan berbohong dan putus asa namanya. Tindakan menyerah yang tidak berusaha sedikitpun untuk membobok dan mengalahkan tubuhnya yang lemah. Jika ingin bisa, ya harus dilakukan, perihal tidak kuat, tidak bisa itu lain soal. Yang lebih ditunjukkan bukan hasil; “kalian bisa melakukan gerakan itu”, bukan. Tetapi lebih kearah; “apa yang telah kalian lakukan untuk menyelesaikan gerakan itu”. Yang pertama itu hasil dan kedua adalah proses.

Saya lebih kagum dan salut dengan saudari Amel, dia sedikitpun lemah dalam tubuhnya, bahkan untuk menggelindingkan badannya pun tidak bisa. Kekaguman saya timbul karena ia tetap melakukan proses gerakan olah tubuh maksimal dan sebisanya. Memang dia tidak sempurna gerakannya tapi terlihat olehku semangat pantang menyerah dan mau belajar mencapai hasil terbaik-meski tidak berhasil-dalam sebuh gerakan kendatipun tidak sempurna. Saya melihat proses Amel untuk menjadi ‘bisa’ terlihat semangatnya dari pada seorang teman yang tidak melakukan sesuatu gerakan sulit dan menyerah dalam proses. Bukan kali ini saja dia kalah oleh dirinya sendiri, seringnya ia lakukan di setiap latihan dengan tensi yang berbeda, kekalahan, atas dirinya itu.

Sesampainya hujan reda, latihanpun turun tensi, gerakan olah tubuh selesai sudah. Lantas berikutnya curhat atau evaluasi apa saja yang menjadi kendala pada latihan hari itu, kita diskusi, saran, minum air putih, bertanya pada Julunk tentang pengarahan darinya dan manfaat apa saja latihan yang diberikan olehnya tadi, kendatipun Julunk, setengah bercanda, tidak tahu manfaat apa yang telah diberikannya kepada teman-teman. Sampai waktu menunjukkan pukul 22.00 wib lebih, kita berdoa sebelum menyelesaikan latihan.

Ada yang lelah, capek, lemas, bahkan sedikit  mengantuk sambil menguap, teman-teman Teater Syahid berpamit pulang dan menjalankan aktifitasnya masing-masing, entah langsung tidur, ngobrol di tengah malam atau menulis tentang apa yang terjadi hari ini.


Senin
Ciputat, 9 Januari 2012

0 comments:

Post a Comment